Yang diperlukan cuma keahlian mencetak agar warna berikutnya tidak meleset atau malah memperburuk hasil cetakan pertama. Saya kira kuncinya sederhana, jangan dalam kondisi kelaparan ketika mencetak, karena ketika perut lapar tangan kita gemetaran jadi resiko melenceng besar sekali. Kalau karya berbentuk segi empat atau yang mempunyai sudut-sudut, cukup menempatkan 2 sudut secara persis di atasnya, seandainya dua sudut saja tepat sasaran, sudut-sudut yang lain pun akan ikut pas juga. Tapi kadangkala kondisi meleset pun bisa menjadi artistik makanya sekarang banyak juga yang mencetak karya lebih dari satu warna dengan sedikit meleset pada warna berikutnya.
Juga yang perlu diperhatikan adalah mampu memperkirakan warna apa pada hasil cetakan pertama yang akan tetap nampak ketika warna berikutnya dicetak. Kalau saya lebih senang mengawali warna dengan warna terang menuju gelap, seperti yang biasa dilakukan pada lukis cat air. Pertimbangannya jenis tinta cetak umumnya transparan, jadi warna akan tetap cemerlang jika menggunakan metode pewarnaan di atas.
Karya di atas adalah sebuah souvenir lokakarya yang kami lakukan ketika magang di Japan Foundation Jakarta dalam rangka magang nusantara yayasan Kelola pada tahun 2009 silam.
beruntunglah yang telah menyimpan kartu pos souvenir cukil habis yang dulu dibagikan selama pameran, karena souvenir itu cukup eksklusif, dikerjakan dengan teknik cukil habis pakai tenaga kaki pula sebagai mesin cetak.
haha