Tuesday, October 6, 2015

F.L.E.S.B.E.K! (tengok kembali)


Setelah sekian lama rumah produksi oraber non aktif, maka tidak ada salahnya untuk menengok kembali desain kaos yang telah dikeluarkan studio 56, markas besar oraber;total produk grafis....

 

 karya paling atas berjudul bergerak membela yang bayar!

karya kedua adalah kuasa tulang!
Sebuah karya cukil pertama yang saya buat ketika sudah ada kesempatan di sela kebingungan belajar bahasa jerman. Baru saja desain ini diaplikasikan ke kaos, tapi bukan saya sendiri yang mengerjakan... hasilnya lumayan juga tapi sebaiknya bikin sendiri.

berikut di bawah ini potret bung Chairil Anwar penyair angkatan 1945; sekali berarti lalu mati!  Yang banyak mendapat protes kenapa menampilkan figur yang sedang merokok?


kalau yang tertawa ini adalah makanan kelinci. Salah satu karya kaos generasi pertama. Dikerjakan tanpa proses transfer ke skreen melainkan, saya cetak langsung dari papan hardboard dengan mesin cetak manual tumit baja...
 
foto kaos yang terakhir adalah salah satu dari beberapa desain terakhir yang sempat dikerjakan langsung di studio 56, cukup tua memang, lahir tahun 2008. Sudah waktunya oraber mau aktif kembali, saat ini saya sedang membangun dan menata kembali studio 10 di jerman, sebagai anak cabang studio 56. Wish me luck!

Monday, March 9, 2015

Cukil Habis


Cukil Habis adalah sebuah istilah lain dari teknik reduksi pada seni grafis cetak tinggi. Dimana plat mdf atau hardboard atau lino atau apa saja akan dicukil-dicetak terus menerus sampai sebuah karya selesai untuk membuat karya cetak berwarna. Jadi tidak diperlukan beberapa plat untuk mencetak karya berwarna, seperti yang lazim dilakukan pada teknik cetak tinggi ala Ukiyo-e. Dengan teknik cukil habis karya yang tercetak cuma terbatas, karena setelah karya selesai selesai pula riwayat plat atau master cetak tadi. Cukup eksklusif memang, tapi tak apa!

Yang diperlukan cuma keahlian mencetak agar warna berikutnya tidak meleset atau malah memperburuk hasil cetakan pertama. Saya kira kuncinya sederhana, jangan dalam kondisi kelaparan ketika mencetak, karena ketika perut lapar tangan kita gemetaran jadi resiko melenceng besar sekali. Kalau karya berbentuk segi empat atau yang mempunyai sudut-sudut, cukup menempatkan 2 sudut secara persis di atasnya, seandainya dua sudut saja tepat sasaran, sudut-sudut yang lain pun akan ikut pas juga. Tapi kadangkala kondisi meleset pun bisa menjadi artistik makanya sekarang banyak juga yang mencetak karya lebih dari satu warna dengan sedikit meleset pada warna berikutnya.

Juga yang perlu diperhatikan adalah mampu memperkirakan warna apa pada hasil cetakan pertama yang akan tetap nampak ketika warna berikutnya dicetak. Kalau saya lebih senang mengawali warna dengan warna terang menuju gelap, seperti yang biasa dilakukan pada lukis cat air. Pertimbangannya jenis tinta cetak umumnya transparan, jadi warna akan tetap cemerlang jika menggunakan metode pewarnaan di atas.

Karya di atas adalah sebuah souvenir lokakarya yang kami lakukan ketika magang di Japan Foundation Jakarta dalam rangka magang nusantara yayasan Kelola pada tahun 2009 silam.
beruntunglah yang telah menyimpan kartu pos souvenir cukil habis yang dulu dibagikan selama pameran, karena souvenir itu cukup eksklusif, dikerjakan dengan teknik cukil habis pakai tenaga kaki pula sebagai mesin cetak.

haha

Sunday, March 1, 2015

Super Hero

Bayangkan dunia tanpa petani, akan makan apa kita-kita ini?
Pahlawan yang sebenarnya itu bukanlah yang bertopeng dan berpura-pura membasmi kejahatan. Pak Tani dan Bu Tani lah yang telah rela membanting tulang mengolah lahan, menanam padi dan kebutuhan pangan lainnya untuk kelangsungan hidup manusia.

Proses menabur benih, menyiapkan lahan, tandur, matun, kemudian menjaganya dari jarahan para binatang liar adalah sebuah seni yang dashyat. Sebagai ucapan terima kasih pada sang Pencipta semesta, para petani biasanya mengadakan upacara selamatan miwit, awalan, agar hasil panen membawa berkah, sehingga kelangsungan hidup manusia terjaga!

Sementara ini segala sesuatu yang berhubungan dengan petani telah dikontaminasi dengan isu yang memojokkan. Orde Baru terbukti bersalah atas ketidakadilan itu, namun tak pernah berlanjut dipermasalahkan. Aliran kepercayaan Orde Baru telah dan masih mengurat nadi juga mengakar beringin, dalam sekali menghujam ke ruang bawah sadar generasi setelah 65 sampai 98.

Semoga angin perubahan masih tetap berhembus walaupun hanya sepoi-sepoi saja!